Friday, May 2, 2008

Aku, Kamu dan Gadis Pujaan Itu...


Aku tak berdaya. Ya, aku gak sanggup lagi menjaga “persahabatan” yang telah kita jalin begitu lama. Lebih lama dari sekadar ukuran waktu, 3 tahun memang. Tapi dinamika rasa, cinta, kasih-sayang, konflik, canda tawa, yang telah bersemayam dalam ikatan kebersamaan kita melampui semua definisi waktu yang ada. Kita seakan bertemen, bersahabat, bersaudara, berawal dari nol waktu dan berakhir tanpa akhir. Kamu pun tau itu…
Tapi entahlah… karena cinta pula waktu telah menguji aku, kalau tidak bisa disebut “kita.” Aku, kamu dan atau kita, sekarang berada dimana? Apakah kita masih bersama atau justru telah berpisah? Aku gak tau. Yang ku tau, waktu seakan tertawa terhadap keabadian makna persahabatan. Ia seakan mengejek otak dan hatiku, mungkin juga kamu, yang ternyata sama-sama berkelahi atas nama “cinta”. Saling berebut, saling mencakar, hanya untuk membunuh keabadian. Kata orang, persahabatan itu abadi, sementara cinta seakan menjadi biang keladi.
Mungkin juga. Entah ini salah siapa. Trus, siapa yang benar? Gak ada yang salah, gak ada yang benar. Kamu atau aku selayaknya mengakui, menyadari, bahwa kita sama-sama jatuh dalam pelukan cinta yang sama, bernama Gadis Pujaan. Gadis pujaan itu, aku atau kamu sama-sama mengerti, yang mengawali lahirnya biang keladi persaingan memenangkan jiwa yang narsistik… “Dia Milikku” Yovie n The Nuno mungkin sangat tepat mendendangkan bahwa antara aku dan kamu juga ingin berkata.. “Dia milikku, Bukan milikmu.”
Bullshit !!! siapa yang bilang persahabatan itu lebih abadi dari cinta, atau sebaliknya. Toh, semuanya akan berakhir dikubur. Seharusnya cinta menhargai persahabatan. Persahabatan juga harus fair donk, selayaknya untuk menghargai cinta juga. Baik persahabatan maupun cinta tidak pernah salah, begitu pula Gadis Pujaan. Yang salah, tentunya, aku dan kamu, yang tidak mampu menyikapi keduanya apa adanya. Gadis Pujaan pun menjadi korban “keganasan” ruang dan waktu yang telah mempertemukan kita bertiga.
Apa daya… realitas kita adalah realitas ruang dan waktu. Tempat dan saat bersuanya perasaan cinta dan persahabatan yang tidak mungkin baka. Aku dan kamu hanya bisa sama-sama berjuang meraih apa yang ada di depan mata, Gadis Pujaan. Moga saja kita sama-sama sadar bahwa aku dan kamu sama-sama manusia fana yang belajar untuk menghargai rasa tanpa perlu saling mencerca dan mencela… karena aku dan kamu adalah sahabat yang sama-sama bisa jatuh cinta pada siapa saja. Wallohu A’lam…
Malang
Jum’at, 02 Mei 2008. 10.00 WIB

2 comments:

  1. reni............. lg bung
    wahhhhhhh luar biasa juga. ringan tp maknanya dalam tp...... apa siap setiap wanita berada dalam posisi itu. ga ...... jamin dehhhhhhhhhhhh.
    wahhhh....... tu namanya ga jujur dengan sebuah kenyataan.
    bung..... mampir apa ke blog aku.

    ReplyDelete