Jika-Maka…
Selamat datang wahai manusia
Dalam sejarah ruang dan waktu
Tempat mengada saling berpcu
Mengindera segala sesuatu
Jiwa baru saja berkelana
Mencari jejak-jejak fana
Menelusuri rimba raya tanya
Untuk sebuah jawaban, “siapa saya”?
Gunung pun menantang dari ketinggian
Dakilah, ‘ya aku’ sedang mananti puncaknya
Demi pucuk hasrat yang selalu membara
Lembah justru mengejek dari kebawahan
Menyindir realita yang kadang menutup mata dan telinga
Tidak mau mendengar bahasa sukma
Enggan melihat makna dari tanda-tanda
Padahal, ada lubang yang selalu menganga
Tidak kah usia kita sudah beranjak dewasa?
Yang tahu mana tempat kaki berpijak
Ketahuilah, ini bumi,
Segumpal tanah hina
Rumah bagi segala kesempatan menentukan rencana
Tempat bagi ‘jika-maka’ berproses apa saja
Ya, ketahuilah!
‘jika-maka’ tahun berulang adalah sejarah
pasang-surut adalah cermin bagi wajah
haruskah kita berpaling dari fitrah?
Padahal ia bersemayam dalam hati muthmainnah
Yang bisa mengukir akal dalam pancaran hikmah
Jika…
Prosesi langkah yang panjang
Akal yang hikmah ibarat cahaya terang
Jadikanlah ia jalan berjuang
Maka…
Prosesi terungkapnya makna
Hati muthmainnah wujud jiwa yang tenang
Tancapkanlah ia sekuat karang
Inilah sejatinya fitrah!
Malang, 20 Januari 2006, 14.10 WIB
No comments:
Post a Comment